Covid & Strok

Kuala Lumpur, 4 Januari 2024, 17:00 – PANDEMIK Covid-19 telah secara mendasar mengubah landskap fisiologi individu di seluruh dunia. Melampaui impak pernafasan yang sering disebut dan diakui secara luas, virus ini juga telah menunjukkan kemampuannya untuk menyerang berbagai fungsi tubuh.

Dari respons imun hingga masalah kardiovaskular, Covid telah membawa impak luar biasa pada kesihatan manusia. Namun, apa hubungan, jika ada, antara Covid dan peningkatan kejadian strok, terutama di kalangan golongan muda?

Strok, biasanya dikaitkan dengan penyakit “orang tua”, suatu kekhawatiran kesihatan yang umum menyerang pada mereka yang berusia 50 tahun ke atas.

Namun, dalam tiga tahun terakhir sejak wabak pertama Covid-19, yang disebabkan oleh virus corona baru SARS-CoV-2, muncul antara virus dan kejadian strok pada individu yang lebih muda.

Covid terkait dengan risiko strok yang lebih tinggi, sebagian besar dari mereka adalah strok iskemik (disebabkan oleh arteri yang tersumbat dan dara tidak sampai ke otak).

Satu kajian oleh basis data yang sangat dihormati dari National Institutes of Health, PubMed Central, menyarankan hubungan antara prevalensi tinggi faktor risiko vaskular dan peningkatan bersama biomarker proinflamasi dan prokoagulasi dalam hal ini.

Virus yang menyebabkan Covid-19 menyerang sel-sel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah, dan sel-sel yang terjejas ini melepaskan beberapa faktor proinflamasi yang menarik sel imun lain ke bahagian yang terkena.

Hal ini menyebabkan kerusakan pada sel-sel pembuluh darah, mengaktifkan trombosit dan faktor lain yang terlibat dalam pembekuan darah. Rangkaian peristiwa ini akhirnya meningkatkan risiko pembekuan darah yang dapat berpotensi naik ke otak dan menyebabkan strok.

Pada dasarnya, hiperkoagulabilitas dan respons inflamasi menyebabkan komplikasi vaskular, meningkatkan risiko strok, tanpa memandang usia.

Penuemuan dari kajian berskala besar oleh British Medical Journal, yang  dimiliki oleh British Medical Association, menunjukkan bahwa Covid-19 adalah faktor risiko untuk trombosis vena dalam, emboli paru, dan pendarahan. Risiko pembekuan darah di paru-paru dan kaki meningkat selama enam bulan setelah dijangkiti Covid-19.

153.760 individu yang dijangkiti Covid-19, menunjukkan bahwa setelah 30 hari pertama jangkitan, individu yang terkena Covid menunjukkan kerentanan yang meningkat dan menanggung beban setahun penuh kondisi kardiovaskular yang baru muncul.

Risiko ini muncul secara konsisten di berbagai faktor demografi, seperti usia dan jantina, serta faktor risiko kardiovaskular yang sudah mapan seperti obesiti, hipertensi, diabetes, penyakit ginjal kronik, dan hiperlipidemia.

Secara ringkas, data dan bukti yang dikumpulkan menunjukkan peningkatan risiko strok yang disebabkan oleh Covid-19, tanpa memandang usia. Meskipun kejadian ini jarang berlaku, tetap menjadi risiko bagi individu dengan kondisi kesehatan pr-existing yang diketahui meningkatkan risiko stroke.

Individu muda yang memiliki kondisi kesihatan ‘pr-existing’ seperti hipertensi, diabetes, atau obesiti mempunyai risiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius akibat Covid-19, termasuk potensi untuk strok.

Menjaga dan memantau gejala yang terkait dengan stroke, seperti tiba-tiba lemas dan morasa kebas, kesulitan bercakap, atau sakit kepala, kenal pasti awal. Segera ke hospital atau pusat perubatan untuk mendapatkan rawatan.

Meskipun kaitan antara kejadian stroke dan Covid-19, dan bagaimana hal itu mempengaruhi individu muda tetap menjadi subjek penilitian dan kajian yang masih berlangsung, sangat penting untuk menyedari risiko dan mengambil tindakan yang sesuai dan proaktif.

#PrezCom

 

Baca lebih banyak artikle di sini :>

Sepuluh Peranan Dan Tanggungjawab Badan Sukan